Senin, 25 November 2013

TOPENG


Topeng adalah suatu hasil produks dari kerajinan dengan tehnik potong, sambung dan konstruksi. Potong dalam artian bahan dipotong sesuai dengan pola dan bentuk yang sudah direncanakan. Sambung dalam arti disambung potongan-potongan bahan sehingga membentuk produks yang direncanakan. Dan konstruks dalam artian finishing sesuai dengan hasil yang direncanakan, pewarnaan, penghalusan dan lain sebagainya sehingga menarik, dalam arti mempunyai nilai jual ( ekonomi ), nilai keindahan ( estetis ), dan nilai kritis ( apresiasi ).
Bahan yang digunakan bisa berupa kayu, karton, dal lain sebagainya.

1. Alat dan Bahan :
a.      Bahan :
  1. Kertas karton
  2. Kertas Warna  buram dan mengkilat
  3. Lem Glukol
  4. Pita
  5. Benag Sutra
  6. Dll

b.      Alat :
  1. Gunting
  2. Cutter
  3. Penggaris
  4. Alat-alat Tulis
  5. Dll

1.  Tehnik Pembuatan Topeng :
  1. Buat pola gambar topeng pada kertas karton dengan ragam hias, kucing, harimau, atau kupu-kupu.
 


 









  1. Setelah itu gunting atau cutter bagian-bagian karton, sehingga membentuk topeng dengan ragam hias, kucing, harimau atau kupu-kupu.
  2. Beri tali atau gantungan untuk mengikatkan dengan kepala pada bagian kuping.
  3. Tutup semua permukaan topeng dengan cara dilem dengan kertas  warna buram atau mengkilat.
  4. Beri hiasan pada permukaan topeng tersebut dengan menggunakan  benang warna, kertas mengkilat atau buram, atau manic-manik.
  5. Finishing haluskan bagian-bagian topeng tersebut sehingga kelihatan lebih menarik.
 

Senin, 18 Maret 2013

MENARI



Menari adalah suatu adagan yang dibawakan seseorang dengan mempertunjukkan gerak dan ragam gerak yang krreatif dan ekspresif, sehingga mempunyai nilai seni yang tinggi. Gerak merupakan ekpresi dari gerakan baik seluruh tubuh atau  anggota tubuh, sedangkan ragam gerak adalah formasi perpindahan penari saat mempertunjukkan beberapa adegan di atas panggung.

Untuk dapat menghadirkan suatu bentuk tarian yang mempunyai nilai lebih dan optimal dari segi keindahan dan seni, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1.         Jenis Tari.
Ada beberapa jenis tarian, antara lain tari tunggal, tari berpasangan dan tari kelompok.
Tari tunggal dimainkan oleh satu orang penari, tari berpasangan dimainkan oleh lebi dari dua orang penari dan berpasangan, sedangkan tari kelompok dimainkan oleh lebih dari tiga orang penari.
Dari masing tarian ini mempunyai cirri-ciri gerak yang berbeda, khususnya tari berpasangan dimana gerakannya mengacu kedalam bentuk pasangan, sehingga gerakan tari berpasangan adalah gerakan saling mengisi dan melengkapi, saling merespon antara kedua pasangan penari, dan saat pergantian formasi harus ada ketepatan gerak.
Tari tunggal gerakannya agak bebas, sementara tari kelompok gerakannya harus serempak atau alternit ( susul menyusul ) sehingga agak tidak bebas.
Gerak dan ragam gerak ini harus dipahami dan dikuasai saat menari, agar dapat menghasilkan suatu bentuk tarian yang menarik.

2.         Unsu-unsur Tari
a.      Kostum penari.
Kostum penari didesain sesuai dengan kondisi tarian, baik asal daerah tarian dan gerak tarian. Untuk tarian dengan gerakan yang cepat dan bebas maka kostum harus dibuat dengan sebebas mungkin agar tidak mengganggu gerakan tubuh.  Daerah lebih didominasi warna, daerah-daerah tertentu mempunyai warna dominan dibandingkan dengan daerah  lain.
b.      Gerakan Tari.
Gerakan tari, meliputi gerak dan ragam gerak. Baik gerak dan ragam gerak harus ada kesinambungan yang serasi dan selaras agar terbentuk suatu gerakan yang menarik.
c.       Properti.
Properti atau alat bantu yang dipakai saat seorang penari membawakan tarian dipentas. Properti  diusakan tidak terlalu berat dan tidak mengganggu gerakan penari, dan menarik.
d.      Isi cerita.
Tarian ada yang dibawakan dalam bentuk cerita, atau yang lebih dikenal dengan drama tari atau sendratari. Seperti tari Ramayana atau sendratari Ramayana.

3.         Ragam gerak dan Gerak.
Ragam gerak mengarah kepada gerakan perpindahan penari, dalam rangka membentuk beberapa formasi dalam adegan dipanggung. Formasi tersebut meliputi : formasi ragam gerak saat masuk panggung, formasi ragam gerak saat bermain tari ( disini ada beberapa formasi ), dan formasi ragam gerak saat keluar panggung.
Gerak  mengarah kepada gerakan tubuh, yang meliputi gerakan pinggul, gerakan pundak, gerakan dada,  dan gerakan anggota tubuh, yang meliputi gerakan kaki, gerakan tangan, gerakan kepala, dan gerakan mata.

Untuk mendapatkan suatu bentuk gerakan tarian yang baik, perlu diperhatikan :
-  Wiraga, yaitu keserasian antara gerak dan tubuh atau anggota tubuh
-  Wirasa, yaitu keserasian antara geraka dan rasa, persaan dalam membawakan suatu tarian sesuai dengan
    jenis dan pesan moralnya.
-  Wirama, keserasian antara gerak dan irama.

Dengan menguasai dan  dapat mengaplikasikan beberapa hal diatas, maka akan dihasilkan suatu bentuk tarian yang kreatif, atraktif, dan ekspresif, sehingga dapat menarik dan menghibur pemirsa.

Minggu, 17 Maret 2013

BERNYANYI



Membawakan sebuah lagu mempunyai 2 ( dua ) misi :
1.      Mengkomunikasikan perasaan sendiri terhadap orang lain
2.      Mengkomunikasikan perasaan orang lain ( pencipta lagu ) terhadap orang lain.

Tentunya permasalahan ini tidaklah mudah, tetapi perlu latihan yang matang dan kesiapan mental. Selain itu komunikasi ini harus dibawakan dengan alunan yang merdu dan baik, sehingga enak didengar, dengan demikian maka perlu pemahaman.

Untuk dapat membawakan lagu yang baik, maka perlu diperhatikan :

1.      Jenis lagu.
Tentunya tiap-tiap jenis music mempunyai warna dan bentuk music yang berbeda. Jenis music dangdut  berbeda dengan music Pop, sedangkan music Pop berbeda dengan music Rock atau Slow Rock.
Warna dan bentuk  mempengaruhi suara penyanyi, juga mempengaruhi gerak / sikap. Sehingga setiap penyanyi dalam membawakan lagu mempunyai action yang khas dan berbeda-beda, sesuai dengan penjiwaannya.

2.      Penjiwaan lagu.
Penjiwaan disini bertujuan untuk mengungkapkan perasaan orang lain, baik secara lahiriah atau musical. Secara lahiriah berhubungan dengan mimic dan gerak, sedangkan musical berhubungan dengan alunan nada dan  syair.

Dengan tehnik penjiwaan yang baik, maka baik perasaan kejiwaan atau perasaan musical akan tersampaikan, disamping keindahan music yang dialunkan atau didendangkan.

3.      Unsur-unsur Lagu.
Unsur-unsur music adalah bagian-bagian dalam music yang merupakan suatu kesatuan guna membuat penciptaan lagu atau komposisi ( karya ) music. Unsur-unsur yang terdapat dalam music tradisional, yaitu nada, harmoni, irama, tempo, dan dinamik.
a.       Nada.
Nada adalah getaran bunyi yang teratur. Nada dasar suatu karya music menentukan frekwensi tiap nada dalam karya music tersebut. Tangga Nada yang umum dikenal adalah tngga nada mayor, tangga nada minor, tangga nada diatonic, dan tangga nada pentatonic. Tangga nada diatonic terdiri atas nada yang bertingkat-tingkat tingginya, terdiri atas tujuh nada pokok. Sedangkan tangga nada pentatonic hanya terdiri atas lima nada pokok. Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan nada, yaitu durasi ( panjang nada ), intensitas nada, dan pitch ( tinggi nada ).
-          Durasi ( panjang nada ), merupakan lama suatu nada dibunyikan. Panjang nada dihitung dengan satuan hitung ketuk yang relative.
-          Intensitas nada, berarti keras lembutnya bunyi suatu nada. Hal ini tergantung pada lebarnya getaran dan bersifat relative.
-          Pitch ( tinggi nada ), berkaitan dengan frekwensi dan banyaknya getaran tiap detik. Semakin besar frekwensinya semakin tinggi nada tersebut.
b.      Harmoni.
Harmoni merupakan kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda yang dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akor.

c.       Irama.
Irama adalah turun naiknya lagu atau bunyi yang beraturan, irama juga dapat diartikan sebagai ketukan yang memiliki durasi ( panjang ) tidak sama tetapi konsisten dan berulang-ulang dengan pola tertentu.

d.      Tempo
Tempo adalah suatu istilah yang menunjukkan kecepatan suatu karya music dimainkan. Atau dengan kata lain, tempo adalah istilah yang menentukan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Ada lagu yang bertempo lambat, sedang, dan cepat.

e.       Dinamik.
Dinamik artinya kekuatan, yaitu keras lemahnya atau kuat lembutnya nada dinyanyikan.
Dinamik lagu akan mempengaruhi suasana tersebut. Seperti halnya tempo dinamik juga mempunyai beberapa tanda dinamik, ada lagu dengan dinamika kuat makin lama makin kuat, dan lembut makin lama makin lembut.


Dengan menguasai dan memahami ketiga permasalahan ( jenis, penjiwaan, dan unsur lagu ), dan dapat mengaplikasikannya dalam sebuah lagu atau nyanyian, maka seorang penyanyi akan dapat membawakan lagu selain enak didengar,  melalui persaan musical maka pesan moral pencipta lagu akan tersampaikan.



Kamis, 07 Maret 2013

MEMBUAT MELODI LAGU



 Melodi lagu pada hakekatnya adalah merupakan rangkaian nada untuk mengiringi syair lagu, baik dalam satu bait, dua bait atau lebih. Rangkaian nada berupa alunan lagu yang merdu, dan harmonis sehingga mampu menampilkan perasaan musical, sehingga dapat mempengaruhi rasa bagi penikmatnya. Rasa senang, sejuk, damai, haru, terpesona, dll.

Langkah-langkah untuk membuat melodi lagu :
1.         Desain.
Desain merupakan kerangka dasar, yang masih belum membentuk alunan lagu. Desain ini berupa susunan atau rangka sebuah lagu.

Sebagai contoh :
Lagu Titik Noda      Ciptaan D’lloyd.

Nada dasar : D
Birama       : 4/4

Syairnya 
Sore itu langit menjadi gelap
Mendung pun kian menebal
Terdengar tetesan air hujan
Semua menambah kepedihan

Hujan pun turun semakin deras
Begitu juga ait matanya
Dia menangis mengenangkan
Dirinya yang ditinggalkan


Reff:    
 Kasihnya telah pergi
Meninggalkan titik noda
Tinggallah dia kini
Dengan hati yang kecewa


Hapuslah air matamu
Jangan ditangisi kisah yang lalu
Sudah suratan ini terjadi
Jangan disesalkan lagi



Lagu ini bertema Titi Noda, dengan nada dasar D, dan birama 4/4.
Syair lagu ini terdiri dari 4 ( empat ) bait, dimana tiap-tiap bait terdiri dari 4 ( empat ) kalimat. Selain itu didalam syair lagu ini 2 ( dua ) bait terakhir merupakan bait pengulangan saat dilagukan. Ini merupakan bentuk desain dalam membuat melodi lagu.

2.         Motif Lagu.
Motif lagu merupakan langkah selanjutnya, dimana didalam membuat motif lagu ini, disusun beberapa rangkaian nada, tiga buah atau lebih yang mampu menampilkan perasaan musical, dan dapat membedakan jenis lagu dalam penampilannya.

Sebagai Contoh :
Lagu Titik Noda        Ciptaan D’lloyd.

D                    G
Sore itu langit menjadi gelap
D                  A
Mendung pun kian menebal
D                     G
Terdengar tetesan air hujan
D       A            D  A
Semua menambah kepedihan

D                       G
Hujan pun turun semakin deras
D               A
Begitu juga ait matanya
D                 G
Dia menangis mengenangkan
D               A          D
Dirinya yang ditinggalkan

Reff:  
 A         D
Kasihnya telah pergi
E          A
Meninggalkan titik noda
F#              Bm  G
Tinggallah dia kini
D       A     G   D
Dengan hati yang kecewa



D               G
Hapuslah air matamu
D                        A
Jangan ditangisi kisah yang lalu
D                G
Sudah suratan ini terjadi
D       A          D   A
Jangan disesalkan lagi

Kembali ke: Reff
D               G
Hapuslah air matamu
D                        A
Jangan ditangisi kisah yang lalu
D                G
Sudah suratan ini terjadi
D       A          D   A
Jangan disesalkan lagi



Lagu dengan tema Titik Noda ini, terdiri dari dua motif lagu, dimana motif lagu pertama pada  bait 1 ( satu ) dan 2 ( dua ), sedangkan  motif lagu kedua pada bait 3 ( tiga ) dan 4 ( empat ) yang merupakan bait pengulangan ( reff ).
Antara motif lagu pertama dan motif lagu kedua ada perbedaan alaunan nada, tetapi kedua motif lagu ini memiliki alunan nada yang selaras dan harmonis. Jadi kegiatan membuat motif lagu, adalah menyusun tiga buah nada atau lebih pada syair lagu sehingga enak didengar dan dirasakan.

3.         Pengembangan Motif Lagu.
Pengembangan motif lagu, merupakan kegiatan menyusun atau membentuk frasa atau kelompok lagu, dari bait kebait lagu, dengan membuat intro atau improvisasi sebagai pengembangan alunan nada,  sehingga lagu semakin bertambah nilai keindahannya, perasaan musikalnya bagi pendengar.

Sebagai contoh:
Lagu Titik Noda       Ciptaan D’lloyd.

Bait pertama didahului intro, bait kempat ditutup dengan intro.

Intro: D  G  D  A  G  D
D                    G
Sore itu langit menjadi gelap
D                  A
Mendung pun kian menebal
D                     G
Terdengar tetesan air hujan
D       A            D  A
Semua menambah kepedihan



D               G
Hapuslah air matamu
D                        A
Jangan ditangisi kisah yang lalu
D                G
Sudah suratan ini terjadi
D       A          D   A
Jangan disesalkan lagi
Int: D  G   D  G   A

Semoga tulisan ini dapat membantu saudara pencipta seni, dan penikmat seni.