Kamis, 07 Maret 2013

EKSPRESI TARI



Dalam mengekpresikan sebuah tarian,  tentunya harus memahami unsure-unsur apa saja yang ada dalam sebuah tarian. Tanpa mengenal unsure-unsur tari, maka tidak akan dapat mengekspresikan sebuah tarian dengan optimal.

1.         Unsur-unsur  tari

a.      Kostum.
Kostum atau busana tari harus disesuaikan dengan kondisi jenis tari dan daerah asal tari. Warna-warna dominan mencirikan dari mana asal daerah, kostum dengan warna merah dan kuning lebih cenderung berasal dari daerah Sumatera, sedangkan hijau dan merah tua cenderung dari daerah Madura, sedangkan dari Jawa didominasi warna putih.

b.      Gerak dan ragam gerak.
Gerak merupakan gerak penari, sedangkan ragam gerak merupakan gerakan perpindahan penari saat menari, dalam beberapa formasi. Gerak dan formasi inilah yang mencirikan suatu tari,baik asal daerah atau jenisnya.

c.       Properti / alat bantu.
Seringkali, sebuah tarian agar lebih menarik maka menggunakan alat bantu atau property. Properti ini ada yang berupa benda, seperti paying, piring, kendi dll, atau binatang seperti kudu atau singa.

d.      Isi cerita.
Suatu tarian tidak melulu menghadirkan sebuah gerak dan ragam gerak yang indah dan menarik, tetapi juga menghadirkan sebuah cerita, yang disebut drama tari atau sendratari, seperti : Sendratari Ramayana, sendratari Hanoman Obong dll.

Untuk membuat sebuah tarian tidak hanya memahami unsur-unsur tari, tetapi lebih dari itu. Unsur-unsur tari merupakan alat atau piranti untuk menari. Sedangkan menciptakan sebuah tari ada unsur lain yang perlu diperhitungkan agar bias diterima kehadirannya oleh penikmat seni tari pada saat ditampilkan.

2.         Unsur-unsur menciptakan sebuah tari.

a.      Ide/ gagasan.
Ide /gagasan merupakan ekspresi jiwa seorang seniman tari. Oleh karena itu apa dan bagaimana yng ditampilkan dalam sebuah tarian, tidak luput dari latar belakang seniman, dan nilai-nilai budaya pada saat dilahirkan atau diciptakan. Ide/gagasan timbul pada saat hari kemerdekaan Indonesia, maka gerak dan ragam gerak yang ditampilkan menggambarkan nilai-nilai perjuangan bangsa saat merebut kemerdekaan, itu pasti. Sementara corak dan motif sesuai dengan latar belakang seorang pencipta tari atau seniman tari yang melahirkan sebuah tarian.


b.      Gerak.
Gerak disini terbagi atas 2 ( dua ) unsur, yaitu gerak penari dan ragam gerak.
Gerak penari, meliputi gerak badan merupakan aplikasi dari lenggak-lenggok badan, baik yang didominasi pinggul, dada atau belakang badan, dan gerak anggota badan, merupakan aplikasi dari gerak mata, gerak tangan dan gerak kaki.
Ragam gerak, merupakan perpindahan penari saat menari diatas pentas dengan beberapa formasi,  baik perindahan penari saat masuk panggung, saat menari diatas panggung, ataupun saat keluar panggung.

1.      Ragam Gerak dan Formasi Masuk Panggung


 
2.      Ragam Gerak dan Formasi Adegan Tari

 
 
 
   3.      Ragam Gerak dan Formasi Keluar Panggung


 Ragam gerak, terdiri dari 2 ( dua ) unsur yaitu ragam gerak lurus, seperti gerak lurus kebelakang, gerak lurus kedepan ( formasi tari pertama ), gerak lurus kesamping kiri dan kanan ( formasi masuk panggung ), dan gerak zigzag atau serong. Ragam gerak lengkung, seperti gerak melingkar ( formasi tari kedua dan ketiga ), gerak angka delapan( formasi keluar panggung ), dan gerak  elips.

c.       Musik.
Musik pengiring sesuai dengan jenis tari, untuk tari tradisional maka music pengiringnya adalah music tradisional, seperti tembang jawa, gamelan jawa atau campur sari. Tari modern, maka music pengiringnya adalah music modern, seperi music hip-hop, rege dll.

Dengan memahami  ketiga unsur mencipta tari, maka seorang koreografer akan dengan mudah menciptakan sebuah tarian.


PAGELARAN TARI




Untuk menggelar sebuah tarian, baik tari tradisional atau tari modern, maka perlu diperhatikan beberapa hal yang sangat mendukung suksesnya kegiatan pagelaran tersebut.

1.      Kegiatan Persiapan.
Didalam kegiatan persiapan ini, meliputi :
a.      Jenis Tari.
              Memilih jenis tarian apa yang akan ditampilkan, apakah tari tradisional, tari modern, atau campuran 
               tradisional dan modern.
b.      Merancang Pola Lantai.
     Merancang pola lantai yang akan ditampilkan sesuai dengan jumlah penari.
c.       Melatih Gerakan Tari.
     Melatih dengan sungguh dan teratur agar setiap penari dapat melakukan gerakan yang 
     kompak dan harmonis.
d.      Tata Busana..
             Menyiapkan kostum atau busana yang akan dipakai oleh penari, baik busana tari tradisional, atau 
             tari modern. Tentunya hal ini merupakan kesepakatan antara penari, dan panitia sesuai jenis tarian 
             yang akan ditampilkan.
e.       Tata Rias Wajah.
               Menyiapkan alat-alat rias wajah, untuk mempercantik penampilan seorang penari saat tampil 
               dipentas.
f.       Properti / Alat Bantu.
              Beberapa alat bantu yang dipakai penari.
  
 
2.      Kegiatan Pagelaran.
Didalam kegiatan pagelaran ini, meliputi :
a.      Musik Pengiring.
Menyiapkan music pengiring, sesuai dengan kesepakatan dengan penari.
b.      Tata Panggung.
Menyiapkan panggung pentas seni, sebagai tempat pementasan seni tari dari beberapa penari, dari beberapa jenis tari. Tentunya panggung pentas seni harus disesuaikan dengan luas dan besarnya formasi yang dibuat oleh penari dalam menampilkan tariannya. Apabila panggungnya terlalu sempit, maka akan mengurangi keindahan sebuah tarian, dan penari tidak dapat mengekpresikan tariannya secara optimal.

3.      Pagelaran.
Pagelaran harus ditentukan dengan tepat, waktu, kapan diadakannya pagelaran tari, jadwal, dan tempat.

MELUKIS.



Melukis atau menggambar merupakan suatu kegiatan menggabungkna semua komponen-komponen seni lukis yang mendukung terbentuknya karya seni lukis, baik dalam bentuk ilustrasi, ekpresi, perpektif, dll, sebagai ungkapan persaan seorang seniman dalam satu kesatuan hubungan yang sinergis sehingga terwujud karya yang baik.
Komponen-komponen pendukung seni lukis itu adalah unsur, bentuk , prinsip dan gaya. Dengan demikian suatu bentuk karya seni rupa, merupakan kumpulan dari beberapa unsur seni rupa ( garis, bidang, tekstur, gelap terang, warna, dan ruang ), serta satu bentuk ( dua dimensi atau tiga dimensi ), satu prinsip, dan satu gaya ( tradisional, modern atau postmodern ). Tetapi kemungkinan dengan pandainya dan piawainya seorang seniman dalam berimajinasi, maka  bisa menggabungkan beberapa prinsip, bentuk dan gaya   dalam satu karya seni, sehingga hasil karyanya akan lebih menarik.

Contoh :

 
   Kalau kita apresiasi lukisan diatas , maka terlihatlah :
  1. Semua unsur seni rupa tercaver didalamnya
  2. Satu gaya, yaitu tradisional klasik.
  3. Satu prinsip, yaitu selang-seling.
  4. Satu bentuk, yaitu dua dimensi.

Artinya:
-          Semua unsur seni rupa ( bidang, komposisi, proporsi, gelap terang, dan pewarnaan ) masuk didalamnya
-          Prinsip, gaya dan bentuk, cuma satu pilihan, yaitu prinsip selang-seling, gaya tradisional klasik, dan bentuk dua dimensi.

NB: untuk menambah daya keindahan, pelukis dapat mengekspresikan beberapa gaya, prinsip, dan bentuk, sehingga lebih kreatif dan imajinatif.

Melukis merupakan suatu kegiatan yang bertujuan, baik untuk mengenalkan : mitologis, religius, edukasi, psikologis, ekspresi personal, praktis, sosial, ekonomis, komunikatif, dan budaya.  Karakteristik sifat utama seni lukis  adalah sebagai objek maupun wahana pengembangan kreativitas, bersifat terbuka dan bebas, mengakomodasi pembaharuan dan berbagai kecenderungan praktek seni rupa yang pluralistik serta dipengaruhi kondisi dan situasi sosial-politik dan budaya. Sifat khusus lainnya dari seni lukis  adalah sifat relatif atau tidak absolut. Dengan kata lain pengertian melukis seperti halnya seni bersifat majemuk, dinamis, bergerak bebas. Konsep melukis berkembang sejalan dengan kehidupan masyarakat yang terus berkembang,




WAWASAN SENI RUPA



A.       Pengertian Seni / Kesenian.
Kesenian adalah segala bentuk keindahan yang diciptakan manusia.
Karya Seni adalah karya yang dibuat oleh manusia yang mengandung segi keindahan.
Lebih terperinci untuk batasan suatu karya dikatakan seni bila : karya tersebut berisi tumpuan ekspresi dari gejolak perasaan, emosi manusia baik sedih, susah, kecewa, senang, gembira, syukur, marah dan bentuk seninya dapat dinikmati dengan mata, telinga, raba dan perasaan.
Contoh :
Seni rupa / seni tari : seni yang dapat dinikmati melalui mata
Seni music                : seni yang dapat dinikmati melalui telinga.

Apresiasi Seni :
Seniman / Pelaku seni : orang yang menciptakan karya seni.
Penghayat seni             : orang yang menikmati seni.
Pengamat seni              : orang yang mengerti tentang seni tetapi tidak bias membuat karya
                                         seni.

B.        Karya Seni Rupa.
       Karya Seni Rupa ada 2 macam :

11.  Karya seni rupa 2 dimensi : yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar serta dapat dilihat dari satu arah.
Contoh : Lukisan ( Seni Lukis )., Gambar ( Seni Grafis ).
 Unsur-unsurnya :
-          Garis, bidang, warna, gelap terang, dan tekstur.
 
  2.      Karya seni 3 dimensi : yaitu karya seni rupa yang mem,punyai ukuran panjang, lebar dan tinggi, serta dapat dilihat dari berbagai arah.
Contoh : Patung ( Seni Patung ), Keramik ( Seni Keramik ), Candi ( Seni Desain / karya arsitektur ).
Unsur-unsurnya :
-          Ruang dan Volume ( isi ).

C.    Unsur-Unsur Seni Rupa. 
Unsur-unsur seni rupa baik 2 dimensi ataupun 3 dimensi :
1.      Garis : suatu goresan, batas dari suatu benda yang merupakan sisi dari sebuah bidang.
     Sifat  : panjang, pendek, vertical, horizontal, patah, zigzag, lurus, lengkung, dll.
     Macam-macam kesan garis :
-          Garis lurus berkesan tegak/kejantanan.
-          Garis lengkung berkesan lembut/kewanitaan.
-          Garis vertical dan horizontal berkesan tenang/statis.
-          Garis patah-patah berkesan ragu-ragu, dll

2.      Bidang : suatu yang dibatasi oleh garis-garis yang mempunyai panjang dan lebar ( 2 matra ).
Macam-macam bentuk bidang :
-          Bidang geometris, bidang yang dibuat secara matematika.
Contoh : lingkaran, segitiga, bujur sangkar, dll
-          Bidang organic, bidang yang dibatasi lengkung bebas.
-          Bidang bersudut : bidang yang dibatasi oleh beberapa lurus yang secara matematika tidak saling mengkait.
-          Bidang tak beraturan, bidang yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung yang secara matematika tidak saling kait mengkait.
  
 3.      Warna : warna yng dilihat pada suatu benda berasal dari sinar matahari dank arena benda menyerap dan memantulkan warna.
Macam-macam warna :
-          Merah  : mempunyai kesan berani, panas, marah.
-          Hijau   : mempunyai kesan sejuk, kesuburan.
-          Kuning  : mempunyai kesan gembira.
-          Biru : mempunyai kesan agung, dingin, tenang.
-          Hitam : mempunyai kesan sedih, menakutkan, dll.

Pembagian warna :
a.      Warna pokok ( Primer ).
-          Merah
-          Kuning
-          Biru.
b.      Warna Sekunder ( campuran 2 warna primer ).
-          Orange  ( campuran merah dan kuning ).
-          Ungu ( campuran merah dan biru ).
-          Hijau ( campuran kuning dan biru ).
c.       Warna Tertier ( campuran warna-warna sekunder ).
-          Seluruh warna dari warna-warna sekunder tersebut bila dicampurkan akan terbentuk warna-warna yang baru.

4.      Gelap terang, terjadi karena pengaruh datangnya sinar yang jatuh pada suatu benda. Didalam menggambar gelap terang bertujuan untuk memberi kesan benda membentuk dimensi, yang dalam pelaksanaannya dengan cara menambahkan hitam dan putih.
Fungsi dari hitam dan putih :
-          Hitam untuk membuat lebih gelap/menggelapkan warna, dan membuat lebih tua sebuah warna.
-          Putih untuk membuat lebih terang sebuah warna, dan membuat lebih muda sebuah warna.

          Tekstur adalah  nilai raba dari suatu permukaan. Kadang permukaan yang kita raba terasa
           kasar dan terasa halus.
2 macam tekstur didalam seni rupa :
a.       Tekstur nyata : permukaan yang diraba sesuai dengan yang dilihat dan setelah diraba ternyata memang kasar.
b.      Tekstur semu : permukaan yang diraba tidak sesuai dengan yang dilihat dan setelah diraba ternyata memang halus.
Contoh : gambar keset atau gambar batu.

5.      Ruang, Volume / isi.
Ruang dapat berupa bentuk atas gubahan dari dua atau tiga dimensi, dapat pula merupakan kesan batas yang dibentuk oleh bidang positif dan negative.
Ruang bagi seorang pelukis umumnya dalam pengertian hayal, karena pelukis bekerja di atas dua dimensi, sebaliknya bagi pematung, ruang adalah ukuran nyata karena benda yang digunakan dan dikerjakan memiliki volume sebagai ujud ruang yang sebenarnya.

D.    Prinsip Seni dan Fungsi Seni Rupa.
Setiap karya seni harus memiliki prinsip seni dan fungsi dari seni itu sendiri. Didalam seni rupa prinsip seni ada 13 macam, yaitu :
1.      Komposisi.
Komposisi dalam seni rupa berarti susunan. Susunan dari unsur-unsur seni rupa, seperti garis, bidang, warna, dll.
Secara garis besar susunan unsur-unsur seni rupa dibagi 2 yaitu :
a.       Faktor Ideoplastis, yang terdiri dari ide, yaitu rencana yang tersusun didalam pemikiran atau gagasan yang mendasari suatu ciptaan dan thema.
b.      Faktor Fisikoplastis, yaitu hal-hal yang menyangkut masalah tehnis, termasuk organisasi elemen-elemen visual, contoh garis, warna, dll.
2.      Pengulangan.
Prinsip paling sederhana yaitu menerapkan unsur-unsur lebih dari satu.
Sifat : mengarahkan, menuntun perhatian.
Jenis : teratur dan tidak teratur.
3.      Selang seling.
Menerapkan dua unsur atau lebih yang berbeda secara selang seling bergantian.
Sifat : mengarahkan, menuntun perhatian, dan menekankan satu arah.
4.      Rangkaian.
Penerapan beberapa unsur secara bergantian dalam urutan yang khusus dan rangkaian yang tertaur. Setiap rangkaian merupakan satu unit yang disusun secara berulang.
Sifat : menuntun pandangan, mengarahkan.
5.      Gradasi.
Rangkaian unit yang berdekatan, sama dalam segala hal kecuali perbedaan perubahan tingkatan, perubahan harus kontinyu dan konsisten.
Sifat : mengarahkan, menuntun pandangan sepanjang perubahan.
6.      Transisi.
Perubahan yang halus dari satu kondisi ke kondisi yang lain, terjadi secara kontinyu, tidak terpotong-potong dan tidak ada tingkatan.
Sifat : menekankan arah.
7.      Radiasi.
Merupakan :
-          Suatu perasaan gerakan yang memancar kesegala arah.
-          Memiliki titik pusat.
-          Kelihatan, tidak kelihatan.
-          Ukuran kecil dekat denga titik pusat.
-          Ukuran besar dekat dengan ujung batas pancaran.
8.      Irama / Ritme.
Merupakan :
-          Perasaan gerakan dari organisasi unsur-unsur seni rupa.
-          Gerakannya mungkin mengalir, terpotong, meliuk, lembut berulang dan sebagainya.
-          Menekankan arah.
-          Gerakan pendek, kesannya kalem.
-          Gerakan panjang, kesannya lebih menarik.
9.      Kontras.
Merupakan :
-          Suatu perasaan / perbedaan yang jelas.
-          Memperlihatkan ketidak samaan baik bentuk maupun warna.
-          Memfokuskan perhatian.
-          Kelihatan membagi bidang.
-          Efeknya berani bila kuat kontrasnya.
-          Terlalu banyak kontras, susunan terlihat kacau.
10.  Penekanan / dominasi / emphasis.
Merupakan :
-          Kreasi suatu titik pusat atau pusat perhatian ( center of interes ).
-          Perhatian dibatasi untuk difokuskan kepada satu hal dianggap penting dan menarik.
11.  Proporsi ( ukuran ).
Merupakan :
-          Hasil hubungan perbandingan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, dan bagian.
-          Hubungan proporsi terdapat perbandingan empat macam tingkatan, didalam satu bagian, diantara bagian-bagian, bagian dengan keseluruhan dan keseluruhan dengan sekitarnya.
12.  Keseimbangan / balance.
Suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kesetabilan, ketenangan dari berat, ukuran dan kepadatan dari suatu susunan.
Jenis keseimbangan : keseimbangan mendatar, keseimbangan vertical, dan keseimbangan radial.
13.  Harmoni.
Suatu kesepakatan dalam perasaan.
-          Serasi dalam bentuk maupun warna.
-          Kombinasi dari suatu susunan yang berbeda.
-          Berbaga unsur dan prinsip dikompromikan bekerja sama satu dengan lainnya.
14.  Kesatuan / utility.
Merupakan :
-          Perasaan yang lengkap secara keseluruhan.
-          Penyatuan yang total
-          Kualitas hubungan yang logis dan selesai.
-          Hubungan dari keseluruhan bagian yang bekerja sama secara konsisten memberi kesan yang lengkap.


E.        GAYA  / ALIRAN dalam KARYA SENI RUPA
Gaya atau aliran dalam seni rupa merupakan suatu ciri khas dari suatu karya seni rupa yang secara turun temurun tidak akan berubah. Suatu karya seni rupa tergantung bagaimana gaya yang dipilih seniman yang membuatnya, Jadi membaca gaya suatu karya seni sebenarnya sama dengan mempelajari latar belakang gagasan seorang seniman, Dengan demikian sebagai pengamat seni, harus memperhatikan waktu penciptaan serta latar belakang yang melingkupi senimannya.
Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : ( 1 ) Tradisional; ( 2 ) Modern, dan ( 3 ) Post Modern / Posmo
1.         Tradisional
Gaya seni rupa tradisional mempunyai sifat turun temurun, artinya seni rupa yang diciptakan oleh masyarakat tidak mengalami perubahan dari masa kemasa . Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua : ( a ) Primitif, ( b ) Klasik.
a.      Primitif
Gaya primitive mempunyai cirri-ciri sederhana, baik dari segi bentuk dan warnanya.
b.      Klasik.
Gaya klasik sudah mengalami perubahan gaya, dari yang sederhana menjadi rumit dan ornamental.

2.         Modern
Gaya seni rupa modernadalah corak karya seni rupayang sudah mengalami kemajuan, perubahan dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu gaya Representatif, Deformatif, dan Non representative.
a.       Representatif.
Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam.  Gaya seni rupa yang tergolong representative antara lain; Romantisme, Naturalisme, dan Realisme.
-          Romantisme.
Gaya / aliran seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita kehidupan manusia binatang.
-          Naturalisme
Gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai obyeknya.
-          Realisme.
Gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup.

b.      Deformatif.
Perwujudan gaya seni rupa ini sudah mengalami perubahan bentuk ( deformasi ). Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, tetapi masih menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif antara lain; Surealisme, Ekspresionisme, Impresionisme, dan Kubisme.

-          Surealisme.
Gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutkan otomatisme psikis yang murni atau alam mimpi.
-          Ekspresionisme.
Gaya/aliran seni rupa yang menggambarkan obyek sesuai dengan keadaan perupanya yang spontan saat melihat obyek.
-          Impresionisme.
Gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis.
-          Kubisme.
Gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus.

c.       Non Representatif.
Non Representatif atau Abstrak, mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Karya seni rupa abstrak ini, berupa susunan garis, bidang, dan warna yang terbebas dari bentuk alam.

3.         Post Modern atau Posmo.
Gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Seni rupa posmo, memiliki perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornament. Gaya posmo lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentui.